Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘belajar dari pengalaman hidup’ Category

Tau gak sih, beberapa hari yang lalu, aku baca sebuah blog yang pemiliknya bilang bahwa dia sedang nyoretin daftar temen-temen yang gak terlalu dikenalnya di FB. Terus, ada juga yang bilang -aku lupa siapa- gak terlalu suka approve friend request dari orang atau temen yang gak terlalu dikenalnya -masih di FB juga.

Sejujurnya, baca itu aku jadi takut nih mo nge-add temen. Bukan apa, definisi ‘temen yang gak terlalu dikenal’ itu kan relatif. Tar perasaaan kita kenal, eh dianya enggak. Malu gak siihhhh..

Apalagi belakangan banyak banget friend suggestion dari temen-temen. Aduuuuuhhh, suka kesel deh kalo gitu. Iya-iya kalo aku kenal, kalo enggak, kayaknya sorry deh friend, nggak bakal ku add. Bukan sombong ato apa si, cuma males aja gitu sehubungan dengan teori relativitas seperti yang kusebutkan di atas tadi.

Sejujurnya aku suka add friend -maksudnya orang yang gak terlalu kenal- dari group yang sama, karena dengan begitu kan jadi bisa tukeran info, pengalaman dsb. Paling gak karena punya hobi atau sebuah persamaan kan diharap kita bisa making friend getoo..

Udah ah, capek nih ngobrolinnya. Kalo aku punya standar yang sederhana banget dalam menentukan apakah seseorang berhak diapprove ato nggak friend requestnya: jangan tempelin foto yang aneh-aneh. Itu aja.

Pernah, ada yang request tapi fotonya tengkorak. Hiii, siapa lagi yang mau berteman sama tengkorak. Ya kaan? Ada lagi yang fotonya lagi mendhelik gak karuan gitu. Pokoknya kalo fotonya biasa aja, pasti kuapprove deh, walaupun ‘gak terlalu kenal’. Yaah, namanya juga orang pengen berteman sama kita. Masa ditolak, siih..

Hmhh.. Facebook getoo…

Ceritanya gaaak ada abis-abisnya ya!

Read Full Post »

Nggak ada apa-apa.

Hanya saja mo bilang bahwa mensyukuri hidup seringkali jadi jalan terbaik. Percayalah, seburuk apapun keadaan kita, masih ada keadaan yang lebih buruk lagi di luar sana. Ada orang-orang yang jauh lebih menderita, lebih sakit, lebih terluka ketimbang kita.

Kalo masih gak bisa mensyukuri hidup, lihat deh pada apa-apa yang kita miliki. Kekayaan kita hanya bisa diukur dengan apa yang nggak bisa kita beli dengan uang. Itulah nilai kekayaan kita yang sebenarnya.

Bohong banget kalo ada yang bilang bahwa kalo kita gak punya sesuatu lantas kita gak bahagia. Kebahagiaan itu nggak datang sebagai akibat kita mendapatkan sesuatu, melainkan karena kita menyadari apa-apa yang telah kita terima dalam hidup ini.

Selama kita nggak punya sepatu, kita akan terus menuntut punya sepatu. Tapi bayangkan gimana dengan mereka yang gak punya kaki. Apa yang mereka inginkan? Apakah sepatu masih jauh lebih penting ketimbang kaki yang kita miliki?

Yeah.. aku belajar untuk bersyukur atas apapun yang pernah dan sedang terjadi dalam hidup. Memang nggak semuanya baik. Tapi semua pengalaman itulah yang membentuk kehidupanku jadi kehidupan yang seperti sekarang ini: yang utuh, yang gak gampang goyah, gak gampang menyerah, dan sangat mengandalkan Tuhan.

Thank God for granted me this life..

Read Full Post »

Haha, sama seperti jutaan orang lainnya di dunia (kecuali Simon Cowell, barangkali), aku juga punya Resolusi Tahun Baru, dong. Kamu boleh mengintipnya dan mengingatkan saya kalo kebetulan kamu lihat saya gak melakukannya, ya. Okay?

Here they are..

  1. Sediain lebih banyak waktu buat menulis, belajar dan baca buku, bukan browsing internet gak jelas
  2. Be punctual (oughh.. ini yang paling syusye!!!!)
  3. Olahraga (oh, I really hate this one! But, I’ll try to do it anyway..).
  4. Loss my weight! (hmm.. jangan ketawa di belakang ya!)
  5. Mendisiplinkan diri dalam hal Quiet Times. Maksudnya, bukan ‘kadang pagi, kadang sore, kadang sebelum mandi, kadang sambil nyari inspirasi’ dst, tapi ada waktu yang jelas..
  6. Nggak terlalu cuek kali yaa..
  7. Menyelesaikan 5 buku sepanjang th 2009. (So far, beberapa sudah ada draftnya sih. Tapi suka kalah sama procrastinationnya sih… hmghh..)
  8. Lebih sayang sama my hubby
  9. Lebih banyak sediain waktu sama anjing2 tersayang
  10. Punya anak…. masuk di daftar ini belom yaa? (hehe, biarlah waktu yang menjawabnya. Tahun 2009 ini umur gw 30 tahun, bo! yang bener aja, umur segini masih suka sibuk2 sendiri gak jelas.. gimanaa siiih…).
  11. Experiencing God more and more

Ini sih, hanya hal-hal sederhana yang bisa aku share di sini. Yang lengkapnya ada di personal journalku. Ampuun, akhirnya aku ganti journal. Waktu itu aku bikin journal (I love to make it myself journal2ku!) ketebelan. Alhasil, suka males kalo mo nulis. Aduh, gak abis-abis sih, pengen ganti karena waktu itu udah keburu beli yang baru. Akhirnyaaa, tadi pagi journal lamaku terisi penuh semua halamannya.. oh, rasanya so great!!! Cihuii, tar malem bisa menulis di jurnal yang baru… (padahal jurnal lamaku ini penuh kenangan, loh. Ada cap kaki Hugo, anjingku, ada kumpulan lagunya Alicia Keys, ada kertas2 yang basah kena air mata, ada gambar2 aneh waktu aku bete, macem2 deh pokoknya!), tapi hidup kan harus terus memandang ke depan. Kalo mo maju, harus terus melangkah, dong. Boleh sentimentil, tapi jangan kelamaan supaya gak ketinggalan, bener gak..

Gimana resolusi tahun baru kamu?

Oh ya, barangkali besok gak sempat karena pasti banyak acara (sampe pagi), sekarang aja saya ngucapinnya ya..

Happy New Year, everyone. Have a blessed wonderful New Year ahead of you..

God bless!

K.

Read Full Post »

Mungkin aku harus berhenti berpikir bahwa semua yang terjadi dalam hidup ini is all about me. Kenyataannya, memang nggak semua yang terjadi is all about me. Karena kebanyakan fokus sama diri sendiri, makanya aku jadi suka gak bisa melihat banyak hal baik yang Tuhan siapkan buat aku. Entahlah, ada masa-masa sukar dimana aku ngerasa hidup dalam kegelapan. Gak bisa diceritain. Harus meraba-raba, gak bisa melihat apapun, bahkan secercah cahaya terang untuk melangkah ke depan pun gak ada. Bener-bener buta, malang, kasiaaan deh lo pokoknya!

Tapi aku tahu satu hal, yaitu bahwa tiap pengalaman yang kualami itu membentuk karakter dalam pertumbuhan imanku. Bahwa gak ada yang sia-sia dalam pemeliharaan Tuhan, bahkan untuk pengalaman paling menyakitkan sekalipun! Memang sih, saat mengalaminya kita bisa menjerit kesakitan, tapi setelah melalui semua itu, ketika menoleh ke belakang kita baru bisa melihat bahwa -sebagaimana yang Tuhan lihat- sungguh, semua itu baik adanya.

Apapun yang berasal dari Tuhan gak bisa kita nilai pada saat kita mengalaminya. Entah itu baik atau buruk, selalu ada alasan Tuhan melakukannya. Kita nggak bisa seenaknya menghakimi perbuatanNya pada kita hanya karena Dia mengijinkan sesuatu yang buruk terjadi dalam hidup kita. (Cieeh, ini karena baru saja mendapat pencerahan! Coba kalo gak, pasti gak gitu deh ngomongnya …)

Aku hanya pengen lebih mensyukuri hidup. Aku nggak mau sampe menyesal kehilangan sesuatu setelah aku kehilangannya. Lebih baik sekarang berfokus pada apapun yang kumiliki ketimbang yang gak kumiliki dan merasakan bahwa bener kata orang : aku terlihat bahagia. Ketimbang fokus pada apa saja yang gak kumiliki dan merasa gak bahagia, kan siapa juga yang rugi…

Ok, folks, aku paling gak bisa nulis trus ada yang interrupt, pasti kacau deh. Tadi lagi nulis trus my hubz dateng, minta ditemenin makan malem, and.. so on, jadi deh hilang inspirasi. Alhasil, sekarang mo berkunjung ke blog2 fave aja deh, kali2 di sana dapet inspirasi. Hihihi.

Ciaaooo…

Read Full Post »

Walaupun aku naro Be Still Sunday di blogku My Life’s Journey, tapi aku gak bisa enggak nahan diri dari membaca banyak blog bagus hari ni dan merasa diberkati.

Mungkin agak aneh, tapi kenapa hampir semua blog yang kubaca bercerita tentang their quiet times ya? Hmmhh.. Mungkin aku memang harus lebih mendisiplinkan diri dalam hal ini. Entah kenapa, karena aku bukan tipikal morning person, jadi lebih prefer melakukan banyak hal di malam hari. Termasuk dalam hal quiet times tadi. Tapi, (sst, jangan bilang-bilang ya!), lebih sering ngantuknya sih ketimbang seriusnya. Gimana dong…

Aku cuma pengen lebih serius menjalani hidup. Tuhan dah mo dateng, euy!  Kalo gak berhati-hati (baca: berjaga-jaga), gimana  bisa maju dan menjadi berkat?

To be honest, aku cuma pengen hidupku jadi berkat. That’s it. Di mana pun berada, aku pengen jadi berkat. Kalo dulu, doanya selalu ‘Tuhan, berkati aku hari ini’. Ini doa andalan kapanpun di manapun.  Kemudian berganti dengan ‘Tuhan, berkati aku dan pakai aku menjadi berkat’. Tapi, setelah direnungkan, kayaknya Tuhan lebih mendengar yang terakhir ketimbang yang pertama.  And so on. Lama-lama, setelah kurenungkan, akhirnya aku mengganti doaku dengan ‘Tuhan, pakailah aku menjadi berkat bagiMu’. That’s it. Kayaknya Tuhan lebih menjawab doaku yang begitu ketimbang yang pertama tadi. Jadi ya pada akhirnyaa aku memilih kalimat itu sebagai motto dan permohonanku kepada Tuhan.

Well, mungkin agak susah menjalaninya. Gak munafiklah. Tau kaan gimana gw.. Pemarah. Gak sabar. Cuek. Gak urusan. Suka-suka. Kurang disiplin. Suka telat. Pelupa. Procrastinator. It’s me. The real me. Kebayang gak kalo seseorang yang kayak gitu  bisa punya cita-cita untuk menjadi berkat buat orang lain? Tapi well, here I am..

Sejujurnya, aku lagi capek dengan hidupku. Banyaak banget yang kupikirkan akhir-akhir ini. Segala sesuatu yang berhubungan dengan dirikulah yang pasti. Tapi.. yeah, life must go on dan I should live my life well. Walaupun kadang gak punya ide untuk apapun dalam hidupku, aku belajar untuk berserah sama Tuhan. Walaupun mungkin di tengah jalan aku akan berpikir ‘Kenapa gini, Tuhan?’ Atau ‘Gimana kalo Tuhan ternyata gak memberi sesuai dengan apa yang kuinginkan?’ Atau Gimana kalo kehendakNya ternyata gak sama dengan apa yang kukehendaki?’ And the trillion zillion of other questions yang merambati benakku sampe aku kehabisan kata-kata untuk diucapkan…

Gak munafik.. Menjalani kehendak Tuhan itu gak semudah mengatakannya. Apalagi membalikkan telapak tangan. Hidup seringkali gak adil buat aku. Jujur. Seringkali aku pengen marah, kecewa sampe nyesek, sebel, ngomel, ngoceh gak keruan, bahkan parah-parahnya, pengen nyekik leher orang dalam keadaan tertentu. Untung gak sampe kulakukan sih. Kalo iya, gak kebayang deh gimana bahagianya bisa membalas dendam ato kemarahan (tapi abis itu membuang hidupku di penjara dengan nama yang sudah tercemar… ouch!).

Kadang aku jadi berpikir, kenapa sih hidup harus sesukar ini. Apa bener bahwa hidup itu tak sesukar kelihatannya? Atau bahwa hidup orang lain tak seindah tampak luarnya? Kalo iya, mungkin kita yang harus mengubah perspektif kita tentang kehidupan kali ya. Bahwa sebenernya hidup kita sendirilah yang paling pantas untuk dijalani. Hidup kita sendirilah yang paling layak untuk diserahkan pada Tuhan, dikoreksi, dan ditingkatkan kualitasnya, bukan hidup orang lain seperti yang sering kita lakukan.

Karena kebanyakan concern pada apa yang kita perhatikan, seringkali kita lupa untuk concern terhadap apa yang Tuhan pikirkan. Kita lupa bahwa Dia itu Allah yang berkuasa, yang most powerful dan Dialah yang Empunya segalanya. Aku suka dengan sebutan Allah Semesta Alam. Kayaknya kok, bikin ikut bangga sebagai anakNya.. Kita suka berpikir Dia itu hanya seperti kita yang suka lupa, suka ingkar, suka telat, suka mangkir, suka bohong, suka aneh-aneh, kayak gitu deh, padahal Dia itu.. gak bisa diceritakan dengan kata-kata!!!

Mungkin ini bagus untuk jadi renungan kita: Apakah kita peduli pada apa yang Allah pedulikan dalam hidup kita, ataukah kita hanya sibuk berfokus pada apa yang kita pedulikan? Jika Anda memilih yang terakhir, bersiap-siaplah untuk kecewa, karena .. kita ini begitu terbatas, sedangkan Dia begitu luas, ajaib dan tak terbatas. Dia punya segudang persediaan rencana yang tepat, teratur dan sempurna buat kita kalo kita mau melakukan kehendakNya sepenuh hati kita..

Happy Sunday, everyone!

Read Full Post »

Well, mungkin hidup ini harus disyukuri. Kalo nggak, tahu deh sampai kapan kita akan tetap nggak puas dengan apa yang kita miliki. Walaupun katanya selalu ada alasan untuk mengucap syukur, nyatanya kita suka merasa sebaliknya: selalu adaaaa aja alasan untuk mengomel.

Buat kita, hidup ini selaluu aja kurang enak. Kurang asyiklah, kurang banyak (duitlah), kurang tantangan, kurang manis, kurang kurang kuraaaang terus. Mungkin itulah kecenderungan kita kali ya, makanya Iblispun datang menawari kita dengan segala keindahan dan kegemilangan yang ada di dunia ini. Coba perhatiin deh di jaman ini, mana ada sih yang gak ditawarin sama kita? Mulai dari barang-barang primer sampe barang yang ya ampyuun, gak terlalu berguna juga, disodorkan pada kita berbungkus pita emas dengan label kemewahan. Woo, kalo berhubungan dengan gengsi, siapa sih yang bisa nolak?

Mungkin karena selama ini kita dicitrakan dengan sesuatu kali ya, makanya kita selalu merasa kurang. Coba kalo kita sudah nyaman-nyaman aja jadi diri kita sendiri, dengan apa yang kita miliki, lengkap dengan segala kekurangan dan kelebihan kita, mungkin dunia ini gak terlalu jelek kali yee..

Kalo udah mulai membandingkan dengan orang lain, dooh, capek deeeh! bukan cuma kantong yang habis terkuras, tapi juga emosi kita. Mungkin itu sebabnya kita perlu untuk terus mengisi jiwa kita dengan apa yang kekal dan takkan berlalu seiring waktu. Abis gimana yah, kan gak ada yang kekal di dunia ini. Kemaren aku baru dengar kabar ada anak seorang dokter yang meninggal gak ketahuan penyakitnya apa. Tiba-tiba pingsan, dibawa ke rumah sakit, selesai, begitu saja. Titik. Berakhirlah masa hidupnya. Ini membuktikan kepadaku bahwa seorang dokter pun gak bisa menolong. Kekuasaan dan hati seorang ayah tak bisa menolong. Harta yang banyak pun gak berdaya kalo memang sudah waktunya Tuhan. Tinggallah kita yang hidup ini perlu menjaga hati dan menghitung hari-hari agar kita beroleh hati yang bijaksana. Dia yang sudah pergi mah sudah, sampe di sorga dan berjumpa dengan Penciptanya, habis perkara. Yang sedih kan yang masih hidup..

Selama masih ada kesempatan, yuk terus berkaca dan lakukan refleksi diri. Tadi aku baca pepatah bagus ‘Berbuat baiklah pada tiap orang, bukan karena mereka baik, tapi karena Anda baik’. Hehehe bener banget. Seringkali aku pun berbuat baik sama orang-orang yang baik aja sama aku, padahal bukan gitu prinsipnya. Kita harus berbuat baik kepada siapapun bukan karena mereka baik, tapi karena kita yang baik. Jika kita berbuat baik hanya kepada mereka yang baik sama kita, apa kelebihan kita dari orang-orang lain yang tidak mengenal Allah?

Walaupun kadang gemes karena ada orang-orang ajaib yang Tuhan tempatkan di jalanku, aku harus bersyukur karena dengan adanya mereka, aku jadi bisa terus memperbaharui visiku tentang kehidupan ini. Kayak kata Beyonce (kalo gak salah) di film Fighting Temptations, orang-orang jahat itu seperti amplas. Mereka menyakiti kita, menggosok kita dan mengampelas kita. Tapi hasilnya, kita jadi bersih dan berkilau, sedangkan mereka, harus dibuang ke tempat sampah… hehehe. Setuju gak?

Selama masih ada kesempatan, yuk terus membaharui diri. Toh kita juga manusia yang penuh dengan kekurangan. Siapa tahu besok-besok kita juga berbuat kesalahan yang sama seperti yang dilakukan oleh mereka yang gak suka sama kita tadi.

Let’s make this world a better place!

Read Full Post »

Kadang heran, kenapa ya ada orang-orang yang hanya mau menerima tanpa mau memberi. Trus, mending kalo nerimanya apa adanya. Nggak, mereka maunya menerima segala yang terbaik di dunia ini. Tapi giliran harus memberi, mereka merasa nggak punya apapun untuk diberi. Amit-amit!!!!! Diminta tolong gak bisa, diharap membantu melakukan sesuatu untuk kepentingan bersama nggak bisa (atau gak ngerti), dituntut untuk melakukan kewajiban juga walahualam. Nggak ada kata kewajiban di kamus mereka, yang ada hanya hak istimewa yang tiap orang harus ngerti. Titik.

Gileeee.

Kok ada ya orang-orang yang gak tahu diri kayak gitu?

Beberapa hari ini aku lagi eneeek banget sama sebuah keluarga besar yang emang pantes buat di’enek’in. Ampun ampun deh ngeliatnya. Heran, kok Tuhan bisa sabar menghadapi mereka yah.. Kalo aku Tuhan, gak tahu deh kukasih penghukuman apa hehehehe. Mo marah banget! (Dikutuk jadi kodok mah masih bagus, kalii..).

Trus lagi, kalo mereka bersalah, gak mau ngaku, berusaha nutupin, gak boleh ditegor, trus datengnya keroyokan (maklum keluarga besar), dan gak jujur. Gak cuma itu, dah nuntut yang terbaik dari orang lain, gak tahu terima kasih, lagi. Hebat betul gak sih???? Kadang aku bingung, mereka ini manusia apa ngerasa setengah dewa yaa…. Hmfhrgggghhhhhkkk!!!!!!

Tidaaaaaaaaaakkkkkkk!!!!!!

Oh, Tuhan yang maha baik, berikan aku kesabaran menghadapi manusia-manusia ajaib yang demikian itu. Kiranya kasih dan anugerahMu yang besar itu menuntun perasaanku supaya bisa menerima mereka apa adanya, bisa memahami dan melihat dari sudut pandang mereka yang ajaib itu. Oughgghhhkrrrrrhhhh…

Jangan sampe deh aku punya salah satu sifat ajaib mereka. Sifat yang paling bagus dari mereka pun masih ajaib dibandingkan dengan sifat dan kelakuan ‘biasa’nya orang normal.

Serius.

Bisa bayangin gak?

Hrmgggh.

Entahlah apa maksud Tuhan menempatkan orang-orang seperti itu di dalam perjalanan iman kami..

Oh, Tuhan, jangan sampe mereka menghancurkan iman kami (terutama aku) kepadaMu.

Amen.

Read Full Post »

Ternyata, menikah itu asyik juga. Sekarang, jadi ada yang bisa meluk tiap malem, ada bahu yang selalu siap jadi sandaran saat pengen nangis sepuasnya, trus.. ada yang bisa dimintain duit kalo aku abis duit hehehehe.

Konon, menikah itu ibarat membuka kotak Pandora. Akan terjadi sesuatu yang gak bisa dibayangkan sebelum kita membukanya. Banyak orang bilang ‘puas-puasin dulu deh masa lajang, jangan keburu menikah. Ngapain? Tar nyesel lo..’ Aku juga sempat gamang waktu mo kawin. ‘Bener gitu gak sih hidup pernikahan itu? Emang bener seperti yang dibilang orang atau hanya issue aja?’

Sekarang, setelah melalui setahun lebih kehidupan berumah tangga, baru bisa cerita deh yang sebenarnya terjadi.. Buat orang yang takut berkomitmen, menikah mungkin gak gampang, tapi buat orang yang siap untuk mengikatkan dirinya dengan orang yang dicintai, asyik-asyik aja kok. Buktinya soal kebahagiaan. Kalo dulu aku –seorang yang individual- sangat mengutamakan kebutuhanku, perasaanku, kebutuhanku, kebahagiaanku, impianku, harapanku, pokoknya semua tentang aku, sekarang semua itu sudah berubah. Semua tentang aku sudah bukan prioritas lagi. Aku lebih condong memikirkan apa yang dirasakan oleh suamiku. Kebahagiaanku bukan lagi kebahagiaan jika suamiku gak merasakan hal yang sama. Perasaan dan pikiranku bukan lagi prioritas jika suamiku punya alasan yang tepat untuk menentangnya. Bahkan, aku rela melepaskan apa yang jadi kebahagiaanku jika orang yang kucintai tak merasa nyaman dengan hal itu.

Mungkin ini terdengar absurd bagi mereka yang merasa berjiwa mandiri dan nggak butuh orang lain, tapi jika seseorang sudah siap membina hubungan dan berkomitmen dengan orang yang dikasihi, percayalah, hal ini sama sekali bukan sesuatu yang impossible dan konyol, melainkan nyata, senyata matahari yang bersinar tiap pagi.

Aku juga tadinya merasa begitu. Ngapain kita harus berkorban buat orang lain? Ngapain kita harus mempertaruhkan sesuatu yang kita hargai hanya karena orang lain tidak setuju? Ada-ada aja.. Tapi sekarang, paradigmaku sudah berubah. Pandanganku tentang hal itu sudah sangat bergeser lebih maju –atau mundur?:)-. Buat aku sekarang ini, apa sih esensi kebahagiaan jika hidup ini tak dapat kita bagi dengan orang lain? Apa sih arti kehidupan yang singkat ini jika dengan orang yang kita kasihi saja kita tak dapat memberikan yang terbaik? Jika suatu saat kita kembali ke sorga, apa yang akan kita tinggalkan pada mereka yang kita kasihi?

Banyak alasan membuat kita mungkin merasa tak cukup untuk berbagi kehidupan. Tapi hidup ini bukanlah milik kita sendiri. Hidup adalah pemberian Illahi yang harus kita pergunakan untuk kemuliaan NamaNya. Mungkin kita nggak cukup baik bagi orang lain. Mungkin kita belum sempurna, tapi jika kita berani mengakui kekurangan kita dan berbagi hal-hal yang menyenangkan dalam hidup, aku percaya kita sudah mencapai tahapan tertinggi dalam kehidupan. Apa bukti kita mengasihi Tuhan selain dengan menunjukkan kasih kita pada sesama? Bukankah dengan demikian kita sudah melakukan prinsip dan hukum kasih dalam hidup ini?

Mungkin ini renungan sederhana yang sangat biasa, namun artinya mengandung paradoks yang membingungkan jika kita tak bersedia menjiwainya dengan sungguh. Bukankah cinta adalah anugerah terbesar dalam hidup? Kita tak perlu mengikuti apa yang orang lain lakukan jika kita tak mau, tapi jika kita melihat teladan yang baik dan bersedia melakukannya dalam hidup, apalagi jika kita sendiri yang menjadi teladannya, alangkah semakin berartinya hidup ini!

PS: Bagi Anda yang berencana menikah, jangan takut, go ahead for it, tapi bagi Anda yang berencana untuk gak buru-buru dan tinggal dalam masa lajang, gak salah juga kok.. Toh apapun status kita, kita tetap bisa merasakan kebahagiaan dan memuliakan Tuhan dengan cara dan pemahaman yang kita dapat secara pribadi..

Have a nice day! J

Read Full Post »

Dah lama nih gak nge-upload lanjutannya 1000 hal yang patut disyukuri…

Here’s the 7th part…

251. ajaran yang mendidik

252. Orang-orang yang optimis. Percayalah, semangat dan energi positif mereka cepat menular!

253. Setiap orang yang tahu menghargai orang lain

254. Klaapertaart buatan Deena

255. Mulut yang tahu mengucapkan hal-hal yang baik.

256. Kejujuran. Aku paling ANTI dibohongi! Lebih baik tinggalkan aku daripada berteman denganku tapi terus bohong. Maaf banget, deh. Dalam hal ini aku nggak kompromi..

257. Hari ulang tahun (siapa saja yang kukenal).

258. Sate kambing. Apalagi kalo makannya ditraktir pas ada yang ulang tahun. Sedaaaap…

259. Para perokok yang bisa tahan gak ngerokok sembarangan.

260. Sohibku dah pada bisa ber-blogging ria. It’s so fun!

261. Perjalanan kami ke Guci minggu lalu

262. Temen yang punya banyak koleksi permainan yang asyik buat dimainin kalo lagi pada ngumpul tapi bingung mo ngapain

263. Laptop baruku dong!!

264. Tiap orang yang bersedia terlibat kalo diajak melakukan sesuatu yang baik

265. Semua orang hebat yang rendah hati.

266. Cuaca cerah

267. Hari hujan

268. Pantai berpasir putih

269. Jika saja tak ada asap rokok di seluruh dunia ini… dunia mungkin akan lebih sempurna!!

270. Kelapa muda

271. Cokelat, terutama Ferrero Rocher. Love love love it!!!

272. Toko buku di seluruh dunia

273. Pastry shop

274. Semua pastry enak

275. Sifat apa adanya

Hmmh, kayaknya gak bisa nambah lagi, nih. Pikiranku lagi butek banget sehubungan dengan keadaan yang lagi gak bagus-bagus amat ini..

Read Full Post »

Ni lagi di warnet. Ceritanya pengen internetan yang agak asyik kok syusye bener. Jadi beginilah aku, terdampar di warnet yang asyik tapi brisik ini. Asyik karena tempatnya nyaman: Ac, layar monitornya gede n keren, ada cafenya jadi gampang mengakses makanan minuman, tapi brisiknya ngujubilee.. Yang pada ngenet di sini menganggap diri mereka berada di rumah mereka sendiri, kali yee, jadi main tereak aja seenaknya. Hmmhhh..

Kemaren nyoba hotspot di sebuah rumah makan, tapi ampuun.. gak dapet apa-apa. Rencana mo posting ke 2 blogku jadi gak jadi.. mo marah!!! Gitu kali ya, kalo namanya gratisan. Padahal dah ngetik dengan sungguh-sungguh, alhasil disave doang di laptop. Gak mau internetan di rumah dalam rangka penghematan, tapi apa daya dunia kayaknya gak berputar kalo gak update sesuatu di internet… hehehe.

Bukan itu persoalannya. Yang mau kuceritakan adalah aku sedang belajar untuk membuka pandanganku tentang hidup. Ketika persoalan terjadi, biasanya sih, yang kulakukan adalah mencari kambing hitam, menyalahkan orang lain dan sibuk bertanya sembari mengomel ‘Kenapa aku, Tuhan?’. Tapi sekarang, seiring berjalannya waktu, aku justru bertanya ‘Apa yang harus kulakukan dalam saat seperti ini, Tuhan?’. Dan, aku merasa ada perubahan yang berarti. Ketika aku gak nyalahin orang lain, ketika aku menganggap kesukaran orang lain adalah kesukaranku, ketika aku lebih dekat dengan Tuhan, saat itulah dunia berubah. Emang bener sih kalo kita bisa mengubah dunia dengan mengubah diri kita..

(Deuh, di warnet emang gak ada nikmat-nikmatnya ya, si penjaganya pake nyetel lagu mellow gak ada asyik-asyiknya niiy…). Mana asap rokoknya ke mana-mana. Padahal aku paliiiing gak tahan sama yang namanya asap rokok!

Kayaknya jadi hilang inspirasi nih, bingung mo nulis apalagi gara-gara asap rokok. Ya udah deh, liat nanti aja…

Read Full Post »

« Newer Posts - Older Posts »