Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘belajar dari pengalaman hidup’ Category

Anak-anakku udah mau dua tahun. Kalo dibilang gak berasa, berasa bangetlaahh.. Dibilang berasa ya.. cepat juga waktu berlalu..

Aku lagi dalam proses menyapih kedua anak kembar kami. Duuh.. berat banget. Sebenernya berencana dari minggu lalu, tapi mereka gantian sakit, jadi batal. Pertama Aless, lalu Axa. Kalo sakit kan mereka suka gak mau makan, gak mau minum susu, maunya nenen terus. Itulah yang bikin aku gak tega gak nenenin mereka..

Sesudah Axa sembuh beberapa hari yang lalu baru aku coba lagi upaya weaning with love-nya. PDnya aku tempel pake plester dan bilang ke mereka kalo nenennya tutup,  abis. Nenen cuma boleh buat dedek. Kalo udah besar gak boleh nenen lagi. Axa sama Aless masih kecil apa udah besar? aku suka tanyain gitu. Pasti mereka jawab ‘besar’. Naah.. kalo udah besar gak nenen lagi.. malu.. Dan mereka pun mengulangi perkataanku mentahmentah.

Aku kagum sama pengertian mereka. Kalo dibilang gitu, mereka nuruuut banget. Kadang aku kasian, tapi gimana.. kalo aku yang ngalah tar gak berenti2 nenennya. Aku juga yang jadi repot. Puji Tuhan, malem ini adalah malam (akan jadi yang ) ketiga mereka gak nenen. Makannya mulai banyak, minum susunya lebih mau ketimbang waktu masih nenen. Duuhh.. mereka bener-bener malaikat kecilku!

aren;t they adorable??

Jangan tumbuh besar terlalu cepat, ya nak..

Mama (and Papa) love you both soooo much!

Read Full Post »

Tadi gak sengaja baca update status temen di FB yang menyatakan bahwa dirinya lagi hamil. Seharusnya sih seneng, kata banyak orang yang mensupport dan memberi selamat, tapii kata yang punya status : ‘I’m not ready yet…’. Nah lho..

Aku jadi berpikir banyak tentang proses terjadinya seorang manusia. Ada yang terjadi karena memang diharapkan/ sengaja dibuat, ada yang sama sekali bukan keinginannya, ada juga yang gak sengaja kayak kasusku dan sohibku tadi. Tapi aku bukan seorang yang percaya akan adanya kebetulan. Bagiku, tidak ada satupun yang terjadi secara kebetulan di dunia ini. Ada Sepasang Tangan yang merencanakan dan membentuk — atau paling tidak mengijinkan– segala peristiwa yang terjadi di alam semesta ini.

Aku percaya bahwa Allah telah melihat setiap peristiwa yang akan terjadi dalam hidup kita. Bahkan setiap kita dirancang dan ditenun dalam kandungan ibu kita, jadi tidak ada orang yang terlahir karena ‘kecelakaan’ atau ketidak sengajaan. Walaupun kadang kita memang melihat ada orang-orang yang sepertinya terlahir kurang beruntung atau semacam itu, tetap saja, it’s just a matter of the way we think. Betapa ajaib rancangan Tuhan dalam hidup setiap orang. Seharusnya kita semua menyadarinya!

Well, anak-anakku misalnya. Mereka terlahir kembar. Who knows? Dalam jutaan tahun cahaya pun aku gak akan pernah memimpikan punya anak kembar. Tapi toh Tuhan mengirimkan mereka buat kami. Trus, banyak orang berkomentar kalo kedua-duanya bener-bener mirip aku. Sama sekali gak ada yang dibuang dari aku, gak ada yang mirip bapaknya, kata mereka. Yee.. emang kita bisa milih muka anak kita nantinya? Sekali lagi, ini juga perbuatan Tuhan, bukan? Masalah perempuan atau laki-laki, bentuk badannya, jenis kulitnya, tulang2nya dsb, semua itu kita gak bisa milih. Kita cuma taunya bikin, dan entah gimana.. sim salabim pas salonpas, jadi! Sembilan bulan kemudian, lahir! Bener gak? Berarti nyata dong kalo kita ini gak berkuasa apa-apa atas diri kita. Jadi mungkin yang harus kita lakukan adalah mensyukuri apa yang ada. Setiap pemberian yang terbaik toh datangnya dari atas, tempat Tuhan segala tuhan berdiam.

Tidak akan ada hidup yang nggak berguna jika kita bisa mempergunakan waktu yang ada dengan baik. Jika kita bisa melihat jawaban dalam setiap persoalan. Jika kita bisa meluangkan waktu untuk berpikir dan merenungkan semua perbuatan Tuhan yang ajaib, jika kita bisa melihat potensi dan kesempatan ketimbang penderitaan. Aku juga pengen live the best life I can be. Hanya saja, Iblis seringkali mengalihkan perhatian kita dari hal-hal semacam itu. Ia terus memanipulasi kita dengan betapa berat penderitaan kita. Dia membuat kita melihat hal2 yang tidak kita miliki (ketimbang apa yang kita miliki -yang biasanya justru lebih banyak!), dan membuat kita nggak bisa bersyukur. Padahal, friends, hidup akan terlihat lebih indah jika kita memandangnya dengan cara yang berbeda. Dengan cara pandang orang cacat, misalnya, atau cara pandang anak yatim, atau kaum dhuafa. Mereka akan melihat bahwa hidup kita ini sungguuuuh beruntung ketimbang hidup mereka..

Yeah.. semoga kita semua benar-benar menyadari kenyataan yang sebenarnya, yaitu bahwa hidup kita berarti. Jauh dari apa yang kita rasakan sekarang, ada sesuatu yang lebih besar dari kita yang harus kita jalani, yaitu Destiny. Jika kita bisa memandang jauh ke depan, melalui segala persoalan dan rintangan, dan fokus pada tujuan tersebut, kita akan menemukan bahwa hidup kita berharga. Ada sesuatu yang really worth it! Namun jika pandangan kita pendek, hanya sebatas masalah-masalah yang tampaknya tak berkesudahan tersebut, maka kita hanya akan menjalani hidup sebagai korban..

Life is just a work in progress. A progress with sooo many changes tentunya hehehe. Karena kalo progress-nya salah, apa artinya dong making progress. Mungkin yang penting adalah kebijaksanaan untuk memandang setiap hal sebagaimana Allah memandangnya, bukan sebagaimana kita memandangnya.. Percayalah bahwa dalam setiap tahapan kehidupan, ada persoalannya masing-masing, jadi kita bisa lebih bersyukur dalam tahapan kehidupan yang sedang kita lalui.

Amen?

 

Read Full Post »

Pheww.. 14 minggu kehamilan!

Well, secara badan, udah jauh lebih sehat ketimbang waktu kehamilan berumur 2 bulanan. Sekarang udah gak terlalu mual, muntah and mabok2 lagi. capek banget tau, yang namanya mual itu. capeeekkkk banget!

Masalahnya ganti sekarang. Kalo dulu mual and muntah, sekarang moodnya lebih naik turun. Gampang marah, gampang nangis dsb. And, nyeri di perut. Ampuuunnn… Kalo dah nyeri, hmrgghhhh… gak nahan deh! Yang anehnya, kalo aku sehat, baik2, gak ada keluhan, aku suka nanya sama diriku ‘Gw hamil beneran gak sih? Kok gak ada keluhan atau tanda2 ajaib…’ Tapi coba kalo mulai sakit2, kontraksi, nyeri, gw berharap ‘Duuhhh.. kapan semua ini akan segera berakhir???’ Hehehe. Itulah manusia. Gaaakkk pernah puas..

Minggu lalu kami periksa ke dokter. harusnya sih minggu ini, tapi karena penasaran udah kepengen liat gambar bayinya bergerak-gerak, jadilah aku dan suamiku ke dokter minggu lalu. Gemesin banget tau gak sih waktu liat gambar di USGnya, liatin bayi mungil di perutku bergerak-gerak kayak lagi nendang-nendang, trus tangannya goyang2 kayak penyanyi rock gitu. Ampunn.. kok bisa ya ada dua makhluk di perutku.. hihi..

Kalo aku lagi sedih, merasa desperate ato semacam itu, aku selalu inget sama dua makhluk mungil di perut ini. Mereka tuh punya keajaiban yang entah gimana bikin aku berusaha bertahan hidup. Kalo gak ada mereka, entahlah.

Dokter (tau gak, tiga kali periksa kehamilan kami pergi ke 3 dokter yang berbeda buat membandingkan dokter mana yang paling baik dan nyaman, termasuk memastikan kliniknya bersih and nyaman!) ngasih vitamin, asam folat dan penguat kehamilan buat aku. Agak bingung juga sih, karena dokter lain yang kami datangi bulan lalu bilang bahwa aku gak butuh penguat, karena toh bumil pada dasarnya sudah dilengkapi dengan penguat dari sononya. Dan aku juga bukan termasuk bumil yang kehamilannya bermasalah jadi it’s ok. Chill ajalah.. tapi bulan ini, dokter lain, mungkin pendapatnya lain juga.. karena kehamilanku ganda (dianggapnya berisiko), jadi dikasih penguat yang aku sempat googling tadi, katanya untuk mencegah abortus. Yeahh.. itulah resiko ganti2 dokter kali yee..

Suamiku suka nanya ‘Kamu bahagia gak sih dengan kehamilan kembar ini?’. Mungkin dia ngeliat dari segi keluhan2ku yang seakan gak ada habisnya hehe. tapi aku bahagia kok walaupun mungkin gak terlalu mengekspresikannya. Aku bahagia karena aku berupaya memandang situasiku dari sudut pandang orang lain. Banyak orang berusaha tapi gak bisa2 punya keturunan, sedangkan aku, gak sengaja aja jadi huehehehehe..

Trus, waktu aku nanya sama dokter tentang rasa nyeri mirip nyeri haid yang sering terjadi semasa hamil, dia bilang itu memang wajar. Tapi sesudah itu, dia bilang dengan ekspresi agak aneh ‘Biasanya kalo sering nyeri, susah hamil loh..’. Nah lho.. ini kok bisa sekaligus jadi dua??? Hal-hal kecil itulah yang bikin aku merasa bersyukur. Banyak hal pantas disyukuri kalo kita mau mencarinya, jauh di balik omelan, keluhan dan perasaan malang dalam hidup lohh..

Tapi kadang, kalo inget lagi bahwa semua ini masih akan berlangsung hingga enam bulan ke depan… hiks.. lama banget ya? Ini aja aku ngerasa gak bisa ngapa2in. Puji Tuhan akhir bulan kemaren bukuku berhasil diselesaikan walaupun molor sebulan dari rencana. Masih ada dua judul dalam pikiranku, satu sudah separo ditulis, dan satu lagi baru bagan, tapi gak tau kapan mo nyelesein, abis tiap hari rasanya gak enak badaaaannnn…

Read Full Post »

Hidup ini memang keras. Kejam dan nggak ramah bagi banyak orang. Bahkan kadang kita pikir, hidup hanya bersikap ramah pada segelintir orang yang yeah.. katakanlah.. punya duit? Sukses? Tapi kalo kita tanyakan lagi pada mereka, pasti mereka akan menjawab hal yang sama. Hidup berlaku tidak ramah pada mereka pada awalnya. Barulah setelah mereka bekerja keras dengan tekun, hidup mulai melunak dan menunjukkan wajah manisnya.

Okay. Mungkin nggak semua. Anda mungkin beranggapan hidup itu manis dan menyenangkan. Well, nggak ada salahnya. Apapun pendapat kita, kita berhak mengemukakannya sesuai dengan cara pandang kita terhadap kehidupan.

Aku hanya memikirkan tentang berbagai hal yang bisa terjadi dalam hidup. Nggak selamanya yang terlihat manis, tenang dan datar itu seindah kelihatannya. Kita hanya melihat permukaannya. Kita nggak bener-bener tahu apa yang sedang bergejolak di dalam. Dalam banyak kesempatan, aku menyaksikan bahwa yang terlihat bergejolak belum tentu lebih parah dari yang terlihat aman tadi. Banyak latar belakang dan alasan harus kita perhatikan.

Yeahh.. mungkin postingan kali ini terdengar bagai misteri. Memang iya. Banyak hal terjadi dalam hidup yang nggak bisa begitu saja kubagi dengan Anda semua, para pembaca.. Tentang perasaan-perasaanku, keluargaku, saudaraku, banyak hal deh yang ribet and rumit, seru tapi nggak penting kalo diceritakan pada orang yang nggak ngerti.

Aku cuma berharap melalui setiap kesempatan dan peristiwa yang terjadi dalam hidup, aku bisa menarik pelajaran dari dalamnya. Toh pengalaman bukanlah guru yang terbaik. Guru yang terbaik adalah pengalaman yang direnungkan dan diambil hikmahnya. Kegagalan misalnya, akan tetap menjadi kegagalan sampai kita memelajari sesuatu darinya. Selama tidak, kita akan tetap berurusan dengan kegagalan dalam hidup. Dan dalam banyak peristiwa, pengalaman paling buruklah yang biasanya mengajari kita nilai-nilai penting tentang kehidupan. Kalau kita memelajari kisah tokoh-tokoh ternama dunia, kita bisa melihat bahwa mereka menjadi besar bukan karena mereka terlahir untuk itu, melainkan karena mereka menghadapi sesuatu yang keras, berjuang dengan tekun sehingga berhasil mengatasi penderitaan hidup dan memenangkan pertandingan. Orang-orang seperti inilah yang pada akhirnya kita kenal dengan menyandang predikat sukses. Tanpa perjuangan, kerja keras dan ketekunan, mungkin mereka akan berakhir sama seperti orang biasa lain di dunia ini. Tanpa nama.

Jika Anda menghadapi kesukaran dan mengalami penderitaan yang Anda anggap cukup berat, bersyukurlah. Itu berarti Anda luar biasa. Hanya orang biasa yang akan menghadapi pengalaman-pengalaman biasa. Orang-orang yang luar biasa mengalami hal-hal yang luar biasa. Bahkan mereka mengubah sesuatu yang biasa jadi luar biasa. Anda tak bisa menginginkan hidup Anda biasa-biasa, aman, terkendali, menyenangkan dan berharap jadi seseorang yang luar biasa. Itu tidak mungkin. Anda baru bisa menjadi luar biasa jika Anda telah mengalami banyak peristiwa yang luar biasa, namun terus menghadapinya hingga berhasil mengalahkannya. Itu adalah hukum kehidupan yang tak bisa dibantah. Apa beda permata dan batu biasa? Batu biasa tetaplah batu biasa jika ia tidak diasah, ditempa, digesek dan digoncang oleh kerasnya keadaan sekelilingnya.

Apapun yang tidak membunuhmu, akan menjadikanmu lebih kuat, kata pepatah. Jika suatu persoalan tidak membunuh Anda, maka Anda harus mendapatkan sesuatu yang meningkatkan nilai Anda dari persoalan tersebut. Please dehh.. ini bukan waktu untuk merenungkan hal-hal sepele dan nggak jelas. Sudah bukan waktunya untuk merasa sebagai korban dan minta dikasihani. Bangkitlah, tegaklah, Anda luar biasa. Sampai Anda mengalaminya sendiri, Anda akan memahami bahwa hidup ini bukanlah keajaiban yang turun dari langit, tapi hadiah yang harus Anda perjuangkan untuk tampil sebagai pemenang.

Viva la vida! ^^

Read Full Post »

Apa sih tujuan hidup kita?

Konon, ini pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh sebagian besar masyarakat dunia. Kita seringkali bingung dan nggak ngerti apa tujuan kita berada di planet ini.

Ada yang bilang mencari kebahagiaan, ada yang bilang menghasilkan uang, ada yang bilang mengejar impian. Yeahh.. emang bener sih.. tapi hanya sedemikian sederhanakah? Apa hidup hanya sebatas bahagia, punya duit dan mengejar mimpi? Trus, kalo udah bahagia, kaya dan sukses tapi nafasnya megap-megap di rumah sakit gimana? Atau bahagia, kaya dan sukses tapi dikejar-kejar polisi karena menggelapkan uang, gimana?

Okay.. aku percaya tiap kita terlahir ke dunia ini dengan tujuan hidup yang berbeda. Bukan sekedar nyari duit kayak mottonya sebagian besar orang, tapi ada sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih mulia bahkan dari hidup kita sendiri. Sedih aja kalo kita sampe bertujuan hidup hanya untuk menghasilkan uang. Duh.. money oriented banget sihh.. tar begitu duitnya habis entah ke mana, nelangsa deh yang ada..

Menurut seorang pakar (aku gak tau dia pakar apa), kita harus mengukur apa yang kita lakukan dalam hidup dengan standar kebahagiaan kita sendiri, karena standar kita itu berbeda dengan orang lain. Maksudnya gini. Ada orang yang bisa menghasilkan puluhan juta rupiah dalam sebulan, tapi belum bahagia. Sementara, ada orang-orang yang hanya berpenghasilan satu juta, tapi udah puas. Yang gajinya gede, bisa jadi akar permasalahannya bukan pada banyaknya gaji, tapi kekurangan akan sesuatu yang belum dimilikinya. Kalo kita merasa belum puas dengan apa yang kita miliki (mungkin maksudnya yang kita bisa ubah..), maka kita harus memperjuangkannya. Sementara kalo kita udah puas, ya udah.. walaupun standarnya jauh di bawah standar orang lain, kita bisa tetap bahagia kaan, karena standar yang kita pergunakan adalah standar pribadi kita sendiri..

Jika ditanyakan kepadaku (inilah asyiknya punya blog, walaupun gak ada yang nanya, kita tetap berhak untuk memberikan pendapat) apa arti kebahagiaan.. mungkin aku gak akan menyebutkan uang/ harta/ kepemilikan sebagai yang utama. Bagiku yang terpenting adalah kepuasan batin. Jika kita puas karena berhasil mencapai sesuatu, kita melakukan apa yang telah Tuhan taruh sebagai bakat/ potensi/ passion dalam diri kita, maka uang akan datang dengan sendirinya. Tapi kalo kita cuma bertujuan menghasilkan uang sebanyak-banyaknya, kita nggak akan pernah berkontribusi pada hal-hal lain di luar diri kita. Kita nggak akan mengetahui bahwa ada hal-hal lain yang lebih besar dari diri kita dan segala persoalannya..

Lalu, kenapa banyak orang gak berhasil mengejar kebahagiaan?

Alasan utamanya : karena takut. Takut nggak mampu/ takut mencoba, takut kekurangan waktu/ merasa sudah terlambat, takut kata orang, takut gagal, takut sukses/ takut dikucilkan, takut berkomitmen, takut akan hari kiamat, takut akan hal-hal yang belum jelas.. banyak hal! Padahal, rasa takut seringkali lebih besar dari apa yang ditakuti. Sebenernya sih nggak jelas apa yang akan terjadi, tapi karena udah keburu takut, jadi gak maju-maju deh. Seharusnya, karena kita belum pasti dengan apa yang ada di depan kita, kita punya iman dan keteguhan yang jelas untuk mewujudkan mimpi dan harapan kita kaan..

Konon, bagi wanita, ada yang dinamakan dengan krisis perempat baya.. pada umur segini, baru akan terasa deh kegalauan dan kebingungan dalam pemikiran-pemikiran tentang kehidupan! Aku adalah contoh yang jelas. Suatu hari dalam hidupku, ketika aku berumur 24 th, aku tiba-tiba terbangun dan menyadari bahwa aku belum melakukan sesuatu yang cukup berarti dalam hidup. Dari situlah petualangan sesungguhnya dalam hidupku dimulai..

Yeah.. sejujurnya, selama ini aku tuh tipe orang yang terlalu takut akan kata orang. Aku dibesarkan dalam lingkungan yang penuh tekanan dan harus selalu pasang antena tinggi-tinggi terhadap ‘kata orang’. Itu sebabnya banyak orang bilang aku jaim setengah mati. Memang, aku gak menampik. It’s me at all. Aku tumbuh dengan ide bahwa untuk survive dalam hidup kita mesti jaim. Padahal, sesudah tumbuh dewasa baru aku berpikir. Ngapain mesti jaim? Capek. Kenapa aku gak boleh jadi diri sendiri dan mengemukakan pendapat-pendapatku? Kenapa mesti ada benar dan salah? Kenapa kita harus memperjuangkan pembenaran atas diri sendiri? Kamu boleh ngomong apapun yang benar versi kamu, tapi bukan berarti itu mengubah kenyataan bahwa saya pun benar, menurut versi saya. Hoho, this is my motto now. Sekarang, tutup kuping deh. Capek denger omongan orang. Sebagaimana aku membiarkan orang lain jadi diri mereka sendiri dan tidak menuntut apapun, aku berharap aku pun dibiarkan menjadi diriku sendiri dan bebas mengekspresikan diri dong.. Yes, I’m worth it. Really, really worth it!!

Jika kita mengejar kebahagiaan yang sesuai dengan standar kita sendiri, mungkin dunia akan jadi lebih indah. Kebanyakan orang mengejar kebahagiaan dengan standar orang lain atau standar yang media ciptakan. Yaahh.. mana bisa puaslah kalo gitu? Toh tiap saat kita dijejali dengan iklan, produk dan inovasi yang terus menggempur kita dari segala penjuru.. Bisa habis duit, tenaga dan waktu kita kalo mo terus ngikutin perkembangannya..

Aku berharap, tiap kita bisa mengenali diri kita sendiri lebih baik. Menganalisa diri sendiri : ingat prinsip SWOT (strength, weaknessess, opportunities and threats) kaan? Tulis deh impian-impianmu dan apa yang akan kamu lakukan dalam hidupmu (Thomas Edison menuliskan banyak hal dan mencapai hampir semuanya!). Jangan pernah takut untuk bermimpi. Dan jadilah dirimu sendiri..

Read Full Post »

Ternyata..

Bener kata Abraham Maslow bahwa perasaan ingin diterima dan diakui sebagaimana adanya kita itu merupakan kebutuhan yang hakiki dalam diri tiap manusia. Kita suka melupakan hal ini. Kita lebih cenderung untuk menilai orang berdasarkan apa yang mereka perbuat. Padahal, kita seringkali nggak tahu apa-apa tentang orang itu.

Pernah suatu kali dalam wawancara di Oprah Show, seorang ibu yang suaminya dituduh memerkosa anaknya sendiri (bukan ayah kandung anak itu) bilang gini sama Oprah ‘Kamu tidak berhak menilaiku karena kamu tidak tahu dan tidak mengalami apa yang kualami..’. Aku tadinya nggak ngerti maksud perkataan itu. ‘Nggak berhak menilai gimana?? Wong udah jelas kamu salah. Sudah jelas suamimu salah. Kenapa kami nggak berhak menilaimu??’ Begitulah kira-kira kalo aku jadi Oprah.. Tapi lama-lama aku baru menyadari maksud yang sebenarnya.

Kita gampang sekali tergoda untuk menilai atau menghakimi orang lain. Kita melihat perbuatan orang dan berkomentar. Kita denger berita tentang seseorang dan menyampaikan pendapat kita. Padahal, kita sama sekali nggak tahu apa-apa tentang orang itu. Bahkan, menurut penulis buku ‘Rahasia Kekuatan Bujukan’, kita bisa saja menghabiskan 75 tahun hidup bersama dengan seseorang dan tak mengetahui apa-apa tentang orang tersebut!

Weleh.. weleh.. Ini mungkin terlalu ekstrem. Tapi nyata. Jangankan orang lain, diri kita sendiri aja kadang kita nggak kenal.. Makanya buku self-help, motivasi, pengembangan diri dsb laris manis di pasaran kaan.. Kalo tiap orang mengenal dirinya dengan baik, kayaknya buku-buku tersebut nggak bakalan selaris itu deh..

Aku seringkali melihat juga kecenderungan ini dalam diriku. Ngeliat orang gini, sibuk ikut ngasih opini. Ngeliat orang digossipin, ikut sibuk berkomentar, padahal sih gak ada yang nanyain pendapatku.. hehe. Tapi gimana ya, kayaknya seneng aja ikut rame..

Setelah mengalami sendiri segala sesuatu yang sensasional, fantastis, bombastis, spektakuler, dahsyat, mutakhir dan terpercaya seperti Bukan Berita Bukan Empat Mata, baru deh aku ngeh dengan kata-kata si ibu yang di Oprah Show tadi.. Yup! Kita nggak berhak menilai dan menghakimi orang hanya karena kita melihat perbuatannya. Toh kita nggak tahu apa motivasinya, latar belakangnya, kebutuhan-kebutuhannya, dsb. Kita juga tidak pernah menjalani hidup seperti yang dia jalani. Jadi, kita memang tidak berhak! Tapi yah.. gimana sih, sifat dasar manusia..

Kadang aku juga gerah dengan segala tuntutan masyarakat ketimuran yang kebanyakan ‘nggak enak’ itu. (Mungkin kurang bumbu penyedap kali yee..). Kita seringkali jadi terpaksa melakukan ini dan itu karena perasaan nggak enak. Kadang, orang suka kalo kita nrimo dan ‘melakukan segala sesuatu seperti yang telah ditentukan’ bagi kita. Padahal, nggak jarang dengan melakukannya kita jadi mengesampingkan nilai-nilai dan hakekat hidup kita yang sebenarnya. Coba pikir, hanya karena ‘nggak enak’, berapa kali kita sudah korban perasaan? Berapa banyak kali kita melupakan tujuan kita yang sebenarnya? Duuh.. pusing amat sih perasaan ‘nggak enak’ ini!!!

Bukan sok western, tapi aku suka aja dengan filosofi orang barat yang straight, nggak urusan, menjunjung tinggi individualisme, dan liberal. Bukan menyangkali kodrat kita sebagai makhluk sosial, tapi nggak enak banget kan kalo segala sesuatunya harus diselesaikan keroyokan? Kenapa sih kita nggak bisa membiarkan orang lain menjadi dirinya sendiri dan menerimanya apa adanya tanpa menuntutnya menjadi seperti yang kita harapkan, atau mengkritik kekurangannya, atau menilai performanya seakan kita sendiri mampu melakukannya lebih baik daripadanya? Siapalah kita ini sebenarnya?

Well.. ada saat kita perlu untuk menampilkan yang terbaik dari diri kita. Tapi ada juga saat-saat kita seharusnya boleh mengungkapkan sisi lemah kita kepada orang lain. Toh dengan demikian kita jadi menyadari bahwa kita semua adalah manusia yang sama dan sederajat di hadapan Yang Illahi. Mengapa kita puas dengan tampilan baik dari orang lain, sementara kita menyadari bahwa itu hanyalah sesuatu yang semu? Mengapa kita suka dengan kalimat-kalimat manis padahal kita tidak tahu ketulusan hati orang yang mengucapkannya? Bukankah lebih baik kita mendengar dan melihat kejujuran walaupun menyakitkan? Mengapa kita cuma mau menerima yang baik dari seseorang dan tidak bersedia menerima kekurangan-kekurangannya?

Hmghh.. Sejujurnya aku juga capek dengan gaya hidup seperti itu. Tuntutan-tuntutan untuk selalu memberikan yang terbaik, yang sempurna, yang memuaskan.. sementara gejolak dalam diriku.. apa ada yang bersedia memahami? Krisis-krisis yang berkecamuk hebat dalam jiwaku.. apa ada seseorang yang bersedia membuka hati untuk peduli? Apa ada yang berusaha untuk mengerti? Hmghh.. sejujurnya, mungkin mengenalku pun tidak, tapi yeah.. entahlah. Sepertinya tiap orang berhak untuk mengemukakan pendapatnya masing-masing..

Kenapa sih kita suka mencari kambing hitam atas segala persoalan yang terjadi? Kenapa bukan kita sendiri yang mencari jalan keluarnya? Kenapa kita harus sibuk berkomentar, menyalahkan sana sini, menunjuk, menilai, mengkritik dan mencari pembenaran?

Hmghhh..

Siapa yang tahu di mana jawabnya? ^^

Read Full Post »

Kalo lagi terinspirasi gini nih.. punya berlembar-lembar postingan untuk diceritakan.

Minggu lalu, entah lagi cerita apa sama seorang bapak (bapak yang berjiwa muda sih..), dia bilang gini ‘Kamu nggak ngalamin yang aku alami sih.. Hidupku ini keras sekali, tau.. Susah, miskin, orang tua sibuk, kami nggak keurus.. Pokoknya hidupku keras banget deh! Kamu mah nggak ngalami yang kualami jadi nggak ngerti..’.

Aku langsung dapet pencerahan. Pantesan mukanya sangar. Plus, susah senyum. Asli. Kalo gak kenal, pasti serem deh liatnya. Tapi kalo dah akrab, asyik sih. Kata istrinya, ‘hatinya keras kayak batu, susah berubah. Susah memaafkan. Susah deh sifatnya..’. Aku jadi ngerti. Ya iyalah, wong waktu kecil hidupnya keras gitu. Paling nggak waktu dewasanya, dia menyatakan gimana dia dibesarkan.

Bicara tentang masa lalu memang nggak ada habisnya. Aku juga sempat ngomong gitu ke salah seorang temenku yang sukaaa bener mengeluh tentang hidupnya. “Duuuh, lu gak ngerti aja gimana hidup gw. Kalo tau dan ngalamin sendiri, bisa nangis darah lu!’ kataku gemes. Abis, baru kena omongan dikit, sediiiihnya minta ampun. Sakit hatinyaaaaa minta ampun. Yaa.. gitu sih. Aku juga padahal gak ngalami yang dia alami hehe.. Jangan jangan kalo ngalami, nangis darah juga gw..

Maksudnya, kita suka ngerasa bahwa masalah kitalah yang paling berat, persoalan kita, penyakit kita, semua itu yang paling berat Padahal, dibandingkan dengan orang lain, apa yang kita hadapi mungkin nggak ada apa-apanya. Tapi satu hal yang kita perlu yakini, bahwa tiap pengalaman menorehkan suatu keunikan dalam kepribadian kita. Pengalaman yang paling membuat kita terluka bisa jadi pengalaman yang kita paling butuhkan untuk menolong orang lain terlepas dari pengalaman yang sama dengan kita. Siapa lagi yang bisa menolong kalo bukan yang pernah mengalami?

Aku juga tadinya suka menyalahkan keadaan. Orang tuaku, lingkungan, sekeliling.. tau deh gimana orang kalo dah ngedumel.. Tapi sekarang aku ngerti banget bahwa nggak pernah ada yang salah dengan pengalaman kita. Yang salah mungkin apa yang kita pilih. Kita bisa hidup susah dan memilih untuk berbahagia. Kita bisa dikatain orang tapi tetap berpikir positif. Kita bisa dijauhi orang dan asyik-asyik aja. Selama sumber kebahagiaan kita letakkan pada sekeliling, kita nggak akan pernah bahagia. Kebahagiaan kita itu terletak pada apa yang kita miliki dan bagaimana  kita mempergunakannya untuk mengelola hidup kita.

Mengalami sesuatu mungkin bukan pilihan, tapi meresponinya adalah suatu pilihan yang bisa kita ambil dengan keputusan yang matang dan pemikiran yang terencana tentang hari depan. Hidup bukan hanya tentang hari ini, sob. Bukan juga tentang masa lalu. Apa yang kita pilih hari ini, berpengaruh sangat besar pada hari depan kita. Jika hari ini kita menyalahkan keadaan, sampai kapanpun kita akan tetap menyalahkan keadaan. Jika hari ini kita belajar sesuatu tentang kehidupan, hingga kapanpun kehidupan akan mengajari kita tentang banyak hal..

Aku berdoa semoga kita semua dianugerahi Tuhan kematangan dalam berpikir dan kemampuan untuk memilih yang terbaik dalam hidup. Hidup memang keras dan seringkali nggak adil, tapi masih baik untuk dijalani kok.. ^^

God bless everyone!

Read Full Post »

Dunia berkabung karena kematian Michael Jackson. Yeah, nggak bisa dipungkiri dia emang seorang King of Pop yang disebut-sebut nggak bakal ada yang menyamai. Ya iyalah.. :).

Sejujurnya, aku bukan fans fanatik MJ, tapi ngerasa punya bond yang kuat sama dia, karena duluuuu, kalo udah mulai stress, bete ato bad mood, suka kabur dari rumah, ngelariin mobil kenceng2 sambil muter kasetnya dia, Dangerous. Ampun dah..

MJ memang fenomenal. Aku kagum sama dia karena dia memang menginspirasi banyak orang. Sebagai musisi kulit hitam pertama yang tampil di MTV, terang aja dia membuka pintu bagi banyak orang kulit hitam yang saat itu masih dianggap kelas dua di Amrik. Wow..

Terus, waktu tahun 8o berapaa gitu, waktu dia cuma dapet 1 Grammy, dia menangis dan bilang sama LaToya kalo dia bakal dapet Grammy2 lain dan jadi orang yang paling banyak menjual album dalam sejarah permusikan Amerika. Dan.. terbukti sih. Dia berhasil menjual album terbanyak sepanjang sejarah. Berapa? 107 juta copy? Eww.. berapa aja royaltynya ya? Hehehe..

Lagu-lagunya memang banyak yang menginspirasi. Liat aja The Earth Song dengan pertanyaannya ‘How about us?’ yang bikin orang merenungkan what have we done to the world. Juga Heal The World yang bikin merinding.  Perhatiin deh liriknya ‘If you care enough for the living, make a better place for you and for me..’. Belum lagi nge-dancenya yang asyik banget. Aku selalu suka liat cowok yang jago menari hihihi.. Nari apa dulu..

Dunia menyayangkan kepergiannya. Padahal, dia berencana mo bikin konser akbar. Yaa.. kita emang nggak bisa memprediksi berapa lama kita akan hidup. Seorang superstar aja bisa mati. Seorang Lady Di juga bisa mati. Seorang Einstein juga mati. Ini membuktikan bahwa hidup manusia memang seperti bunga rumput, yang suatu saat akan layu. Saat kita di atas, kita perlu ingat bahwa semua yang kita punya, kita terima dari Tuhan. Nggak ada alasan jadi sombong dan nggak napak bumi. Sebaliknya, ketika kita berada di bawah kita juga jadi melihat bahwa kita nggak berkuasa bahkan atas kehidupan kita sendiri. Yang terbaik adalah berfokus pada apa yang kita miliki, mengolahnya menjadi sumber daya yang berguna, dan jadi yang terbaik versi kita. Nggak perlu pake topeng dan meniru orang lain. Toh setiap orang diperlengkapi dengan keunikan untuk menjadi dirinya sendiri.

Michael Jackson sudah membuktikan dan memaksimalkan hidupnya. Walau mungkin di akhir hayatnya -well, kita nggak tahu apa yang terjadi- dia meninggal dengan menyedihkan. Bahkan konon, seringkali sesaat sebelum naik ke panggung dia menangis karena depresi dan menyandarkan diri pada berbagai macam obat untuk membuatnya merasa rileks. Dia juga bukan orang yang sempurna (kalo dia emang perfect, nggak mungkin Lisa Marie dan Debbie Rowe minta cerai dong.. Hehe, ngomongin Debbie Rowe, jadi inget sohibku Deby yang sukaa banget menyebut dirinya Debbie Rowe.. atau Deby Martin karena kita berdua lagi kesengsem sama Ricky Martin waktu itu! ”,)).  Tapi gimana pun, karya-karyanya patut dikenang ..

How about us? What have we done to the world?

Read Full Post »

Beberapa waktu yang lalu, suamiku ketemu sama tukang rujak langganan keluarganya sejak waktu dia masih kecil. Katanya, si bapak ini udah jualan sejak duluuuuu banget, mungkin ada 300 tahunan kali. Dulu dia pake gerobak kecil, khas tukang rujak, tapi sekarang ini ada kemajuan, dia nggak cuma jual rujak tapi juga es campur dan gerobak dorongannya gede. Nggak kelilingan lagi, tapi mangkal. Katanya, semua orang kaya di dunia ini (di Tegal maksudnya!) langganannya. Dari yang miskin sampe kaya, kecil, besar, sampe kakek-kakek, semua kenal sama dia. Bahkan, banyak langganannya yang dateng dari seluruh penjuru dunia (hehe.. lebay banget!).

Well, aku kagum sama konsistensinya bapak ini. Orangnya jujur, apa adanya dan terus terus terang. Buktinya, dari suamiku masih kecil (jangan-jangan malah sebelum doski lahir!), dia dah jualan rujak.. Sampe sekarang, lagi, walaupun dah ketambahan es campurnya.. hehehe. Tapi, yang bikin aku merenung bukan hanya itu. Ternyata, konsistensi saja nggak cukup tanpa peningkatan diri. Buktinya si bapak ini. Maksudnya, kalo aku nih.. aku nggak mau dong, orang masih kecil aku jualan rujak, sampe dia gede, dah sukses, aku masih jualan rujak.. Gile.. kayaknya kok gak maju-maju.. Sejujurnya ini bukan sebuah pencapaian yang membanggakan buat aku.

Sejujurnya, aku takut stuck di suatu tingkatan kehidupan. Aku pengen terus melakukan progresi dalam tiap tingkatan kehidupan yang kulalui. Nggak bisa gitu gitu terus dong. Makanya ni lagi giat meningkatkan diri.. Yeah, mungkin emang nggak enak sih, mesti keluar dari zona nyaman, tapi mana ada sih kehidupan yang berhasil tanpa didahului dengan kesukaran..

Memang lebih enak kalo kita bisa terus tinggal di zona nyaman, tapi kalo terus jadi terbuai dengan keadaan itu.. please deh.. it’s not my style! Aku pengen terus bertumbuh dan meningkat, harus ada progresi entah dalam suatu bidang kehidupan tertentu dalam hidupku. So far sih, masih buanyaaak banget kebiasaan buruk dalam diriku yang ‘belum sempat’ terbuang.. (hehe istilahnya itu, lho, belum sempat..). Dan, aku jadi menyadari bahwa nggak semua kesukaran yang kita hadapi itu buruk. Ada juga kesukaran yang emang dirancang agar kita bertumbuh.

Kadang aku juga merasa nggak tahan dengan kesukaran itu. Rasanya nggak tahan lagi di’expand’ oleh keadaan (yang terjadi atas seijin Tuhanlah pastinya..), tapi aku bersyukur aku punya Tuhan yang tinggal dalam diriku. Kadang aku merasa bahwa keadaanku sangat menentukan, talentaku, impiaku, atau apapun yang ada di sekelilingku akan menentukan masa depanku, ternyata semua itu bukanlah a big deal. Yang lebih penting adalah kehadiran Tuhan dalam diri kita. Itu jauuuh lebih penting dari apapun juga. Itu juga membuat kita jadi punya potensi yang luar biasa, yang seringkali kita lupakan.

Yeah, untung saja pencerahan datang tepat pada waktunya. Menurut aku hampir terlambat, sih, tapi kan semua itu ada dalam waktunya Tuhan. Apa yang menurut aku terlambat mungkin malah sangat tepat bagi Dia. Hmhh.. No comment, deh.

Aku berusaha aja untuk nggak terlalu banyak mengeluh, ngomel, ngoceh dan ngedumel nggak jelas tentang keadaanku. Walaupun kata orang hidupku nyaman (yeah, itu kan kata orang.. Banyak dari mereka -katanyaa- mau bertukar kehidupan dengan aku.. hoho.. gak tau aja.. gak menjalani aja.. Kalo dah menjalani baru ngerti deh gimana nangis darahnya aku.. hehehehe), ada hal-hal yang sebenarnya nggak nyaman banget dengan segala kenyamanan tersebut buat aku. Nggak tahu kalo buat orang lain ya.. kan tiap orang beda..

Mungkin inilah salib yang harus kupikul. Mungkin ini beban dan pergumulanku. Kalo hidupku enak terus, nggak pengen masuk sorga deh, tinggal aja terus di bumi ini, nggak mau mati kalo bisa! Tapi dengan segala hal yang harus kuperjuangkan tersebut, aku tahu bahwa Tuhan tidak meninggalkan aku. Justru Dia sedang melakukan apa yang diperlukan untuk memperkuat bagian-bagian dimana dianggapNya aku masih lemah..

Yeah, Dia Tuhan. Dia tahu apa yang diperbuatNya. Biarlah dilakukanNya padaku apapun yang dianggapNya baik, sehingga apapun yang terjadi, aku nggak akan menyalahkan keadaan, tapi meyakini bahwa semua itu adalah rencana Tuhan..

Blessed be The Name of The Lord!

Read Full Post »

Lucu juga ya menyadari bahwa diri kita ternyata bisa banyak mengalami perubahan..

Selama tinggal di dunia ini emang pasti banyak perubahan yang terjadi. Entah yang bisa diprediksi atau tidak. Musibah Situ Gintung, misalnya. Betapa banyak perubahan yang terjadi selama 10 menit dalam hidup seseorang!

Oke. Kita gak bicara tentang hal itu. Kita bicara tentang perubahan yang kita buat.

Aku sendiri banyaaaaaaak sekali mengalami perubahan selama 1 dasawarsa ini. Lucu juga sih, kalo diinget-inget lagi.

Misalnya, beberapa bulan lalu, aku beli tas baru yang modelnya sama sekali nggak ‘aku’ banget menurut beberapa orang. Maksudnya, banyak yang gak nyangka bahwa itu tasku, karena lain banget sama seleraku yang biasanya : mungil, rapi, modis, simple and gak banyak pernak-pernik. Jadi waktu aku bawa-bawa tas itu, mereka baru ngeh. ‘Ooh, kirain tas orang lain.. Punya kamu toh…’.

Hihihi.

Hebat juga ya, sampe orang hafal seleraku.

Teruss..

Dulu, sekitar umur 18-19 tahun, entah mengapa, banyak orang bilang aku ni ‘boros’. Masa waktu aku umur 19th dikirain 27. Gila gak…

Mungkin karena waktu itu aku dah kerja. Jadi pagi kerja, sore kuliah. Berangkat pagi pulang malem tiap hari. Kesannya kaann.. wanita karier yang sukses getooh.. padahal siiihhh… (hehehe, you know laah). Belum lagi kalo ada ajakan bergaul.. Bisa balik tengah malem dehh..

Mungkin keliatan dari penampilanku yang keibuan kali yee.. (gubrak!).

Sekarang, boro-boro..

Umurku 30 tahun. Tapi, jauh di dalam hati aku ngerasa gak beda sama anak remaja 19th.

Kalo dulu waktu kelas enam SD, aku prefer warna hitam (bayangin kelas 6 SD!!!!) dibandingkan warna cerah lainnya, sekarang aku -walaupun belom pinter milih motif ceria, udah bisa milih warna cerah.

Kalo dulu aku jaiiiiiiiiiiimmmm setengah mati, sekarang lebih bisa rileks dan bersikap apa adanya. Kalo kupikir-pikir lagi, jaim emang kadang membantu. Tapi kadang, sama sekali membosankan!

Dulu, kayaknya bangga banget kalo dikira lebih tua dari umurku. Sekarang, ‘duh, tua banget gw…’ kalo ada yang manggil ‘bu’.

Hihihihi. Lucu ya..

Mamiku sampe bilang gini sama suamiku ‘Duuh, setelah jadi nyonya kok jadi tambah ganjen gitu siih..’. Suamiku yang (untungnya) paham senyum-senyum aja.

Dulu, pilihanku selalu yang konservatif, kaku, formal, perfection-minded, sejenis itu, deh!

Sekarang..

Prefer yang grunge, belel, metal, warna-warni, asyik, bebas, gitu-gitu deh.

Mungkin karena sekarang self awarenessnya udah lebih meningkat kali ye, jadi serasa dah menemukan diri sendiri. Yang sebenarnya.

Lho.

Jadi dulu siapa?

Hihihihi.

Entahlah.

Read Full Post »

Older Posts »